Cinta
Monyet. Gua sendiri juga kurang tau definisi sebenernya dari kata cinta dan
monyet yang digabung menjadi satu. Gua jadi berasumsi kalau semua ini ada
hubunganya antara cinta sama muka gua yang mirip monyet(oke ga nyambung).
Setau gua cinta monyet
itu adalah cinta yang cuma sebentar, ga bertahan lama. Dan biasanya ini menyerang anak kecil sampai remaja.
Mungkin dinamakan cinta monyet karena sifatnya yang cepat dan sebentar
berpindah-pindah dari satu hati ke hati lainya, seperti monyet yang
bergelayutan dipohon dan berpindah dari satu pohon kepohon lainya.
Oke, please pada saat ngomongin
monyet jangan melihat kearah gua. Gua sendiri pernah(sering) yang namanya
ngerasain cinta monyet, bukan ini bukan karena muka gua mirip monyet.
Gua pernah suka sama
teman sekelas gua waktu SD. Jadi dari kelas 1 SD sampe kelas 3 kita sekelas
terus gitu, namanya Lia, Natalia lebih tepatnya. Gua suka sama dia karena dia
pinter dan cantik. Kalian perlu tau gua ini orang yang gampang banget suka sama
orang, tapi susah banget buat bilangnya.
“Lia, kamu tau ga? Kamu
itu cantik, pinter lagi, aku suka sama kamu” dan ada kecupan ditengah-tengah
surat(oke yang satu ini menjijikan). Karena gua malu(ga berani) ngasih
suratnya, jadinya suratnya ga gua kasih nama.
Tololnya gua malah
salah menaruh suratnya, gua salah tas. Cara pertama, fail. Gua ga menyerah dan mencoba cara kedua.
Pada saat jam pelajaran
olah raga selesai, anak-anak lagi pada ngantri diwarung mau beli minuman, dan
gua berdiri tepat dibelakang Lia. Dengan mengumpulkan rasa nekad yang
berceceran dalam tubuh, disertai keberanian yang abal-abal. Kepala gua maju
meniju telinga lia dan membisikan kata “eh tau ga? Gua suka sama lu loh”.
Anehnya dia ga
merespon, mungkin keramaian suara kantin membuat sebuah gangguan pada
telinganya. Atau mungkin gua yang ngomong tapi ga bersuara karena malu(ga
berani). Gua ngerasa capek harus begini terus, akhirnya gua memberanikan diri.
Saat pulang sekolah, masih teringat jelas hari itu adalah hari rabu(ga penting
yah?). Gua memberanikan diri menghadang dia ditangga sekolah, untungnya dia
lagi sendirian.
“Eh Lia gua boleh nanya
ga?” dengan gaya polos yang menjijikan.
“Ia nanya aja, mau
nanya soal apa? Pelajaran?” dia malah balik nanya.
Akhirnya gua bilang
“Gua suka sama lu, lu suka ga sama gua?” “...” dia diem, “...” gua juga diem.
Waktu terasa berhenti sejenak, dia melihat kearah muka gua dengan muka serius
sambil bilang “najis lo”.
Seiring dengan ucapan
“najis lo” yang dia lontarkannya ke gua, dia berjalan menjauh pergi. Semuanya
hampa, kosong dan sampai keesokan harinya dia ga masuk selama seminggu, katanya
sih dia sakit cacar.
Yah biar gua ditolak
mentah-mentah dengan kata “najis lo” terkutuk itu. Yang penting gua tau, kalau
ketika gua bilang suka sama cewek, dia bisa kena penyakit cacar selama seminggu
“hehehehe”. Tapi setelah dia masuk sekolah lagi, gua malah ketularan cacar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar